Selasa, 01 Januari 2013

Kerelatifan terletak pada Ketidakjelasan Pembahasan

Kejelasan suatu pembahasan memang bukan terletak pada definisi-definisi. Tapi pengalaman orang-orang yang membahas dengan definisi-definisi tersebut. Pemahaman kita tidak didapatkan di dalam hutan, tapi di tengah-tengah masyarakat. Tidak dibentuk oleh kita sendiri, tapi oleh situasi kondisi masyarakat. Bukan pemahaman kita yang membentuk pengetahuan kita tapi pengetahuan kita lah yang pertama-tama membentuk pemahaman kita. Oleh karena setiap orang hidup dengan situasi kondisi yang berbeda-beda,maka masing-masing orang itu "merasakan" Pemahaman yang berbeda-beda. misal, ide materialisme, menurut kami tidak akan bisa dipahami dengan jelas oleh seorang borjuis kecil atau yang hidup bergantung pada borjuis, apalagi seorang feodalis atau yang hidup di bawah kendali feodalis yang kolot bin kolot itu. Materialisme hanya bisa dipahami dengan jelas dan jernih oleh kaum buruh. Yang sehari-hari hidupnya mentah-mentah dijual belikan dalam masyarakat. Dan tidak ada agama atau tuhan yang menolongnya. Demikian juga idealisme, menurut kami tidak akan bisa dipahami dengan jelas oleh kaum buruh. Ide bahwa "Man in The Sky" adalah asing sekali. Sebab sehari-hari mereka hidup dengan mesin dan memang tuhan tidak menolong penderitaan mereka. Idealisme hanya laku bagi mayoritas borjuis kecil dan kaum feodal yang kolot. Di tengah, di antara dan di sekeliling perbedaan itu lah terletak kerelatifan-kerelatifan. So, kebenaran itu mutlak sejauh ia sesuai dengan situasi dan kondisi orang yang memahaminya. Terutama, situasi dan kondisi ekonomi politiknya. Pengetahuan selalu bias. Kebenaran selalu bias.

Oleh : Raga Candradimuka

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah membaca postingan ini, mohon meninggalkan komentar dipostingan ini.