Kamis, 12 Desember 2013

Kesan Rumah Baru di Mangkaliat

28 mei 2013, hari dimana aku pertama kali datang ke Asrama Mangkaliat. Awalnya aku berpikir kalau asrama Mangkaliat berada di pinggir jalan dan merupakan sebuah bangunan besar. Ternyata, apa yang aku pikir berbeda dengan kenyataanya. Untuk bisa ke asrama Mangkaliat, aku harus melewati gang kecil yang hanya bisa dilalui oleh satu motor dan juga ternyata bentuk bangunan asrama Mangkaliat hanyalah seperti rumah biasa. Namun hal itu tidak menjadi masalah bagi aku, saat aku datang ke asrama aku disambut oleh bang tazqy, bang ilham, dan bang memet. Saat itu bang tazqy memberitahukan tentang beberapa hal yang ada di asrama seperti piket harian, kerja bakti, pengajian, dan masih banyak lagi. Hari itu merupakan hari pertama aku datang ke asrama, namun aku tidak langsung tinggal di asrama Mangkaliat. Aku hanya mengunjungi dan barulah beberapa hari kemudian aku mulai menjalani kehidupan baru di asrama Mangkaliat. Tanggal 2 Juni 2013, aku datang ke asrama beserta semua barang-barang aku dan kali ini aku sudah bermaksud untuk tinggal di asrama. Pada hari itu aku terkejut, karena kondisi asrama sepi sekali. Hanya ada bang dhani, bang topan, bang ilham, bang adit, bang ruday, fadel, dan gavin. Ternyata abang-abang yang lain pergi ke kota Malang untuk mengikuti pertemuan asrama kalimantan timur. Aku berpikir hari-hari pertama yang akan aku jalani akan sepi, namun yang terjadi malah sebaliknya walaupun sepi bang dhani seorang saja bisa membuat asrama menjadi terasa ramai dengan segala tingkahnya. Begitupun dengan yang lainnya, walaupun baru pertama kali bertemu mereka sudah mau berteman akrab dengan aku. Hal ini membuat aku sangat bahagia, seperti mempunyai keluarga dan rumah baru lagi di Yogyakarta. Setelah semua senior sudah kembali ke Yogyakarta, pada saat itulah kehidupan asrama dimulai. Kegiatan-kegiatan rutin seperti piket harian, kerja bakti, tadarusan, yasinan dan masih banyak lagi sudah mulai di aktifkan kembali. Hal yang paling membuatku betah di asrama adalah abang-abang yang mempunyai selalu membuat suasana tidak pernah sepi, dengan senangnya bermain gitar dan bernyanyi gila setiap hari. Sifat unik dari abang-abang mungkin hanya bisa ditemukan di sini, di Mangkaliat. Bang tazqy, bang aji, dan bang deniansyah yang merupakan penjelajah gunung, bang topan yang punya suara dalam dan selalu kontra dengan fadel, bang dhani yang selalu buat suasana seperti pasar, bang iwan dan bang ozy sang penyepik para wanita, bang joe yang tidak pernah marah, bang adit dan bang ilyas yang ingin jadi l-men, bang ilham sang kombes asrama, bang adhi dan bang irman yang selalu berduaan di kamar 5, bang deni yang sering menjalankan sunah rasul, bang arif sang seniman sejati, bang ajat pembalap dari asrama, bang rheza dan bang memet yang kehidupannya slow-slow. Hari demi hari pun berlalu, hingga penyeleksian masuk asrama dimulai. Segala macam peraturan tentang kehidupan sehari-hari dibuat untuk dijalani selama kurang lebih satu bulan. Presentasi yang pada saat itu kami para anak baru membentuk ICAM dan yang terakhir adalah wawancara yang membuatku seperti diinterogasi oleh polisi. Setelah itu, kami dibangunkan malam-malam. Mata ditutup, disuruh melangkah-melangkah nda jelas, disiram air, masuk kuburan, perut disuruh kasi keras seperti IPDN dan pada akhirnya kami semua diterima. Inilah kisah kehidupanku sebagai anak baru di asrama Mangkaliat. Seru COOY!!!

Penulis : Muhammad Dien Iqbal (KIBAL)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah membaca postingan ini, mohon meninggalkan komentar dipostingan ini.